Paragraf





Buat para sobat-sobat semua yang lagi mau buat makalah tentang paragraf, tidak uasah repot-repot lagi, tinggal copas makalah saya aja,, OK..!!



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
    Indonesia adalah Negara kesatuan kita yang dijaga,dihormati oleh masyarakatnya,bangsa Indonesia yang beragam suku, budaya dan bahasa namun tetap satu bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa sekaligus bagian dari bangsa Indonesia, sudah sepantasnya kita menjaga nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam bahasa khususnya nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Indonesia.
    Untuk menulis sesuatu hal yang menarik kita perlu bepikir. Sebuah paragraf yang menarik,pertama kita harus tahu apa itu paragraf. Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang mengandung beberapa informasi yang relevan tentang suatu ide. Paragraf yang baik biasanya terpusat pada satu topik kalimat.Ketika kita mempunyai petunjuk untuk mulai menulis, kita dapat menyelesaikan paragraf tersebut dengan sukses. Sebuah kalimat topik akan membantu kita untuk memilih informasi yang relevan.
    Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik.Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

  2. Rumusan Masalah
    Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
    1. Mengetahui pengertian paragraf ?
    2. Mengetahui syarat-syarat suatuparagraf ?
    3. Mengetahui pola pengembangan paragraf ?
    4. Mengetahui macam-macam pola pengembangan paragraf ?

  3. Tujuan
    Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat suatu paragraf dan mengetahui pola pengembangan paragraf.Jadi dengan penulisan makalah ini kita dapat berlatih dalam membuat suatu paragraf yang baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu paragraf.

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Paragraf
    Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat.
    Contoh sebuah paragraf :
    Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
    Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
    Dalam tulisan-tulisan lain mungkin kita menjumpai topik paragraf,seperti:
    1. peranan bahasa dalam kehidupan;
    2. penyebab kebakaran hutan:
    3. manfaat koperasi;
    4. Tragedi Semanggi;
    5. kehidupan di ruang angkasa;
    6. Trisakti sebagai karnpus reformasi
    Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf.Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini.Pikiran utama itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf.
  2. Syarat-Syarat Paragraf
    Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
    1. Kesatuan Paragraf
    2. Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran.Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu.Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berkaitan, tidak utuh.Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
      Jateng sukses, Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu.Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng.Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pemah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
      Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf.Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
    3. Kepaduan Paragraf
    4. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.

  3. Pola Pengembangan Paragraf
    Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
    1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
    2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas.
    Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, Argumentasi).Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.

  4. Macam-Macam Pola Pengembangan Paragraf
    1. Paragraf Narasi
    2. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
      Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
      • Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif. Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
        Contohnya: novel dan cerpen.
      • Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasiekspositori.
        Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
     
    1. Paragraf Deskripsi
    2. Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang.
      1. Pola Spansial
      2. Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.
        Contoh:
        Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis.Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah.Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat.Begitu indah.
      3. Pola Sudut Pandang
      4. Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu.Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.
        Contoh:
        Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.
        Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa.Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.

    3. Paragraf Eksposisi
    4. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek.Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya.Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.
      1. Pola Proses
      2. Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
        1. penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
        2. penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
        3. penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.

        Contoh :
        Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah.Caranya, ambilah daun anggur secukupnya.Lalu, tumbuk sampai halus.Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih.Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.
      3. Pola Sebab Akibat
      4. Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat.Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.Namun demikian, dapat juga terbalik.Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
        Contoh :
        Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
      5. Pola Ilustrasi
      6. Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi- ilustrsi konkrit.Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat.Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis.Dalam hal ini pengamatan- pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
        Contoh :
        Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.
    5. Paragraf Argumentasi
    6. Argumentasi bermakna ‘alasan’.Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan.Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan.Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.
      Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara keduanya.

    BAB III
    PENUTUP

  1. Kesimpulan
    Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
    1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
    2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas
    Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi).
  2. Saran
    Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat suatu kekurangan, maka saya sebagai penyusun menerima dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran dari pembaca guna kesempurnaan dari makalah-makalah selanjutnya.

Yah itu saja,, semoga bermanfaat...
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Paragraf. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://makalahkuu.blogspot.com/2013/03/paragraf.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: HaedirA7X - Rabu, 13 Maret 2013

2 komentar untuk "Paragraf"